Pringsewu – Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas menghadiri prosesi adat Angkon Muakhi Kerajaan Skala Brak Kepaksian Pernong yang digelar di Kabupaten Pringsewu, Rabu (8/10).
Dalam acara tersebut, Bupati menerima gelar adat Khadin Mas Narapati Jaya Pamungkas dari para pemangku adat Kerajaan Skala Brak sebagai bentuk penghormatan dan persaudaraan.
Acara yang dihadiri oleh Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan ke-23 Brigjen Pol (Purn) Pangeran Edward Syah Pernong itu juga dihadiri sejumlah tokoh penting.
Dalam sambutannya, Bupati Riyanto menyampaikan rasa syukur dan bangga atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Ia berharap prosesi adat itu dapat mempererat tali silaturahmi dan sinergi antara pemerintah daerah dengan para pemangku adat.
“Kami menyambut baik kegiatan ini karena menjadi momentum memperkuat hubungan antara pemerintah dan adat, serta mendorong pelestarian budaya Lampung,” ujar Riyanto.
Ia juga menjelaskan, Angkon Muakhi merupakan tradisi adat Lampung yang bermakna mengangkat seseorang menjadi saudara.
Tradisi ini menandakan pengakuan persaudaraan tanpa sekat dan tanpa perbedaan, dengan semangat saling menghormati dan tolong-menolong.
“Budaya Angkon Muakhi mengandung nilai luhur untuk saling menghargai, melindungi, dan menjaga keharmonisan. Nilai ini sejalan dengan semangat masyarakat Pringsewu dalam membangun daerah,” tambahnya.
Riyanto mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus bersinergi membangun Kabupaten Pringsewu dengan semangat Jejama Secancanan yang berarti bersama-sama bergandengan tangan menuju kemajuan.
“Semoga kebersamaan ini menjadi catatan sejarah indah dan mempererat hubungan antara adat, pemerintah, dan masyarakat menuju Pringsewu Secancanan MAKMUR Mandiri, Aman, Kondusif, Maju, Unggul, dan Religius,” tutup Bupati.
Acara ditutup dengan pantun khas Lampung yang disampaikan Bupati sebagai ungkapan terima kasih kepada Sultan Sekala Brak dan seluruh tamu undangan.
Sementara itu, Sultan Sekala Brak Kepaksian Pernong, Brigjen Pol (Purn.)Pangeran Edward Syah Pernong menegaskan pentingnya peran budaya sebagai perekat bangsa di tengah perbedaan politik dan sosial.
Dalam kegiatan tersebut, Sultan Edward Syah Pernong juga menegaskan bahwa meski secara politik Indonesia telah selesai dengan berdirinya NKRI, secara budaya masih perlu terus dikembangkan jalan kebersamaan agar hubungan antardaerah dan antarwarga bangsa semakin kuat.
“Secara politik kita sudah selesai, NKRI telah berdiri. Tapi secara budaya, kita harus terus melekatkan hubungan dan kekerabatan yang baik,” ujar Sultan Edward.
Ia menilai, kolaborasi lintas suku dan adat paling efektif diwujudkan melalui kebudayaan, bukan politik maupun agama.
“Kalau di bidang politik tergantung kepentingan, di bidang agama ada batas. Tapi dalam budaya, kita bisa berkolaborasi dengan baik,” ujarnya.
Sultan Edward juga mengapresiasi inisiatif Pemerintah Kabupaten Pringsewu dalam menggerakkan inovasi budaya dan menjaga nilai-nilai kearifan lokal.
Menurutnya, pelestarian adat tidak bisa hanya diserahkan kepada masyarakat, tetapi juga harus didukung oleh struktur pemerintahan.
“Bupati dan pemerintah daerah harus ikut memupuk kebudayaan. Tidak cukup hanya dibiarkan bergulir di tangan rakyat. Harus ada inisiasi dan kreativitas dari kita semua agar kerekatan budaya tetap berjalan,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Sultan juga menyinggung prosesi pengangkatan saudara Angkon Muakhi terhadap Riyanto Pamungkas yang bergelar adat Khadin Mas Narapati Jaya Pamungkas asal Jawa Tengah, sebagai simbol persaudaraan lintas daerah.
Ia menyebut angkon muakhi itu sebagai bukti bahwa adat Lampung terbuka terhadap semua golongan.
“Angkon Muakhi ini menunjukkan bahwa tidak ada batas di antara kita. Semua bisa menjadi saudara selama kita menjunjung nilai persaudaraan dan saling menghormati,” pungkas Sultan. (Rul)