RAKYATNEWS.CO.ID,BANDARLAMPUNG-Gabungan fraksi DPRD Kota Bandarlampung, mulai menunjukkan kinerjanya. Senin (26/8/2019) di komandoi oleh fraksi PDI-Perjuangan, 7 fraksi melakukan insfeksi mendadak (Sidak) ke pembangunan pasar Smep.
Terlihat, beberapa anggota DPRD Dedi Yuginta, Fandi Tjandra, Endang Asnawi, Rahmat Navindra, Hendra Mukrie, Tig Eri Prabowo, Aprizal, Beni HN Mansyur, Ali Wardana, Aderly Imelia Sari, Raka Irwanda, Robiatul Addawiyah, Nisfu Apriana, Agus Djumadi dan lainnya.
Menurut Dedi Yuginta, pihaknya melakukan peninjauan Pasar Smep, untuk melihat pembagunan Pasar Smep yang sempat mangkrak sekitar 7 tahun lebih. Dan, kini dibangun dengan dana APBD Pemkot Bandarlampung. Namun, sayang saat sidak para wakil rakyat tidak dapat mendapatkan keterangan apa-apa. Pasalnya, pembangunan pasar tradisional itu tanpa adanya plang papan nama proyek yang nilainya disinyalir miliaran rupiah. Bahkan, pihak pengembang atau pemborong pekerjaan tersebut tidak dapat menjelaskan dengan gamblang progres pembangunan pasar.
“Kita sidak agar kita dapat mengetahui apakah bisa selesai pekerjaan ini di akhir tahun, tapi melihat faktanya ini gimana, pihak rekanannya gak bisa menjelaskan, hanya bisa ngomong soal pekerjaan, tapi gak bisa bicara progresnya seperti apa pekerjaannya,” ujar Dedi Yuginta.
Nah, lanjut politisi PDI-Perjuangan ini, mengingat sebentar lagi akan masuk musim penghujan, pihaknya menekankan kepada Dinas PU setempat, agak dapat mengawasi pekerjaan secara berkala. “Kalau saya lihat saat ini nilai pekerjaan hanya mencapai sekitar 25 persen, sehingga dikhawatirkan tidak akan rampung pada Desember 2019, mengingat kendala akan datangnya musim hujan. Apalagi di areal tersebut susah akan pembuangan air, sehingga akan ada genangan air, dan pekerjaan akan terhambat, ini bagaimana solusinya, Dinas PU harus ada antisipasinya,” ungkap Ketua Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Senada diungkapkan Fandi Tjandra, jika pembangunan pasar Smep mesti sesuai dengan sfek dan dikerjakan dengan tepat waktu, agar para pedagang bisa berjualan seperti sediakala. “Kalau yang kami harapkan, ya seauai sfesipikasi pekerjaan, agar pedagang bisa masuk lagi dan tidak berjualan di bahu jalan seperti yang kita lihat di areal pasar Bambu Kuning,” jelasnya.
Lain hal diungkapkan Fraksi Golkar, Beni HN Mansyur, menurutnya, pihaknya mengaku kecewa dengan apa yang terlihat dalam sidak. Pasalnya, selain tanpa plang nama proyek, pembangunan pasar Smep banyak pekerja tidak menggunakan helm atau keamanan keselamatan kerja (K3). “Ini pengembangnya mengabaikan K3 lihat saja itu, yang kerja di atas itu apa menggunakan helm, ini bahaya, kalau ada paku saja jatuh dari atas kena kepala kan fatal, apalagi kalau jatuh, kan sangat membahayakan, harusnya pihak rekenanan tau itu,” tandasnya.
Diketahui, rekanan yang mengerjakan proyek pembangunan Pasar Smep, PT Asmi Hidayat. Di lokasi pun salah seorang pengawas lapangan M. Jen, mengatakan pihaknya hanya pekerja dan untuk progres pekerjaan sampai Desember. “Saya tidak bisa bicara banyak, kalau saat ini kami baru masuk 25 persen pekerjaan, masih melakukan pengeboran tiang pancang juga karena ada banyak,” katanya.
Dari perencanaan awal bangunan Pasar Smep 4 empat lantai, namun memasuki akhir bulan Agustus pembangunan Smep hanya lantai dasar dahulu dibangun. “Kami harapkan dapat mempercepat pembangunan,” tandasnya.
(yen)