Datang Terlambat, Siswi SMK17 Sukoharjo Jadi Korban Kekerasan

RAKYATNEWS.CO.ID, PRINGSEWU – Seorang siswi SMK17 kecamatan sukoharjo di duga menjadi korban tindak kekerasan yang dilakukan oleh WR yang merupakam salah seorang oknum Guru SMK 17 Kecamatan Sukoharjo, diduga dilakukannya perbuatan arogansi dan tak terpuji tersebut berdasarkan dari kekesalan WR terhadap Sindi Rosalinda seorang siswi kelas XII SMK17 kecamatan sukoharjo jurusan Administrasi Perkantoran lantaran Sindi Risalinda terlambat masuk kelas yang seharusnya masuk dari jam yang sudah ditentukan.

Hal tersebut terungkap disaat korban Sindi Rosalinda yang didampingi ibu kandungnya Siti Nuryanah menceritakan permasalahan tersebut kepada awak media disambangi dikediamanya Minggu (17/03)
“Kejadiannya beberapa hari yang lalu tepatnya hari Rabu pagi saat saya datang terlambat masuk sekolah karena motor saya mogok habis bensinya, tapi pagar sekolah sudah ditutup dan dibuka kembali oleh ibu WR sambil marah-marah dan lansung menampar pipi dan telinga saya menggunakan tangan kirinya yang mengakibatkan saya mengalami gangguan pendengaran (selalu berdengung),”terangnya.

Lebih lanjut korban menjelaskan “Yang lebih mengherankan lagi sejak kejadian itu ibu guru WR tidak pernah minta maaf dengan saya tapi malahan para dewan guru lainya yang meminta maaf sama saya, bahkan kepala sekolah SMK17 meminta kepada saya dan keluarga agar tidak menceritakan permasalahan ini kepada siapa-siapa dan nantinya akan di selesaikan secara kekeluargaan tapi nyatanya sampai saat sekarang ini masih belum ada pertanggung jawaban apa-apa,”pungkasnya.

Adanya dugaan tindakan kekerasan yang dilakukan oknum guru honorer SMK17 kecamatan sukoharjo, Safarudin sebagai kepala sekolah beranggapan itu tidak merupakan perbuatan kekerasan/aniaya terhadap anak didiknya tersebut melainkan itu hanyalah merupakan suatu pembelajaran saja “Ya menurut saya ini bukanlah masalah yang serius ini hanyalah permasalahan sepele yang sudah diselesaikan secara kekeluargaan, dan menurut saya ini bukanlah tindakan aniaya/kekerasan melainkan ini hanya sebuah pembelajaran yang menurut saya masih dalam tingkatan kewajaran” Elaknya. Saat dikonfirmasi di kantor SMK17 kecamatan Sukoharjo Senin (18/03).

Baca Juga :  Terjerat Kasus Pencurian Handphone, Ali Fikri Nikah di Polsek Pagelaran

Tidak hanya konfirmasi dengan kepala sekolah para jurnalis melanjutkan konfirmasi dengan guru WR untuk meminta klarifikasi nya terkait permasalahan tersebut.
Dikatakan WR kepada awak media.
“Apa yang saya lakukan terhadap Korban (Sindi) dengan melakukan kekerasan/menampar pipi dan telinganya itu memang saya lakukan akan tetapi hal tersebut saya lakukan dikarenakan kekesalan saya pada korban yang sudah sangat keterlaluan dengan datang terlambat pada pelaksanaan MIT Semester, namun hal itu sudah kita selesaikan secara kekeluargaan” ujarnya.

Ditempat terpisah Siti Nuryanah ibu kandung korban membantah tentang adanya perdamaian secara kekeluargaan.

“Memang benar pak Safarudin pernah datang minta maaf dan mau bertanggung jawab sekaligus damai secara kekeluargaan namun sampai dengan saat sekarang ini belum ada perdamaian tersebut bahkan anak saya pun tidak diantarkan berobat kedokter, padahal gara-gara tamparan tersebut anak saya pendengaranya terganggu dan saya sebagai orang tua mau menuntut keadilan dan pertanggung jawaban sampai dengan anak saya sembuh, tuntut Siti Nuryanah.

Dengan adanya kejadian kekerasan yang dilakukan pihak tenaga pengajar terhadap anak didiknya jelas-jelas kejadian ini sangat mencoreng status yang beristilahkan pahlawan tanpa tanda jasa tersebut dan pihak terkait diharapkan bisa memberikan sanksi atas perbuatanya.
(Ifal//Tim)