RAKYATNEWS.CO.ID,PRINGSEWU – Dana Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Rezeki Pekon Patomam kecamatan Pagelaran anggaran tahun 2017 sampai 2019 yang dikelola Penggurus BUMDES Patoman, bergerak dibidang Usaha Ternak Kambing dengan anggaran Rp 40 juta diduga kuat diselewengkan oleh pengurus Bumdes, pasalnya hingga saat ini belum pernah ada laporan maupun SPJ yang di laporkan pengurus Bumdes ke kepala pekon Patoman secara tertulis.
Pantauan awak media dilapangan hingga saat ini belum ada terlihat terealisasinya pertanggung jawaban dana empat puluh juta tersebut.
Kabarnya anggaran sebesar Rp.40 juta dari anggaran Dana desa dan telah dikeluarkan dari Kas Pekon, bahkan sudah diterima oleh pengurus Bumdes Sumber Rezeki. Serta SPJ penggunaan dana itu hingga di akhir tahun 2017 dan 2018 belum dilaporkan ke Badan BPMP dan Inspektorat.
Mirisnya, masyarakat tidak mengetahui kemana Dana Bumdes itu dipakai, sementara anggaran tahun 2017 telah habis tapi dana sebesar itu belum juga diketahui pertanggung jawabannya.
Kepala Pekon Patoman Sudiyono Jumat (20/9/2019) mengatakan Bumdes Sumber Rezeki pekon Patoman tidak berjalan alias mati.
Dari laporan secara lisan pihak Bumdes bahwa usaha ternak Kambing Bumdes Sumber Rezeki banyak yang mati , itu laporan lisan dari pihak Bumdes kepada saya jelas Sudiyono.
Ditambahkan Sudiyono alasannya bibitnya kurang bagus dan juga ini nyawa jadi mati.
Laporan para petani peternak kambing belum ada yang dibuat maupun difoto, tetapi kepada pihak Bumdes saya sudah minta di buatkan laporannya siapa saja petani yang mendapat atau memelihara kambing tersebut. Namun sampai saat ini belum juga ada laporannya terang Sudiyono.
Kepada petani peternak kambing kami buat Sistem bagi hasil dimana kambing dikembangin oleh masyarakat yakni di dusun 1 Pekon patoman.
Nanti setelah berkembang biak atau beranak baru dibagi hasil dengan petani Peternak kambing.
Karena sesuatu hal kambing banyak yang mati dan sekarang Bumdesnya tidak berjalan alias mati suri.
Tidak berkembangnya kambing dalam pengelolaan bumdes ini dikarenakan bibit nya kurang bagus.Dimana bibitnya Kambing Gembel dan kambing Jawa seharga Rp 1.juta.
Dengan gagalnya Bumdes di pekon Patoman kami akan jadikan ini bahan evaluasi dan nanti akan merubah jenis usaha atau ganti usaha lain di tahun depan.Mengenai anggaran berapapun akan dikucurkan asalkan disetujui oleh BHP ungkap Sudiyono.
Bendahara Bumdes Sumber Rezeki Antoro mengatakan Bumdes pekon patoman yang bergerak di bidang Usaha Budidaya Kambing Jawa dan Gembel yang anggaranya Rp 40 juta di tahun 2017 sampai sekarang belum ada laporan secara tertulis ke kepala pekon.Saya bingung gimana mau bikin laporannya karena kambingnya pada mati.
Kepada petani kami berikan kambing indukan dengan bagi hasil ke bumdes 3/1 , 2 buat Pemelihara dan 1 buat Bumdes.Artinya 3 Keluar 1.
Semuanya Warga dusun Patoman 1 Jumlah kambing keseluruhannya 39 ekor dan jantanya 1 ekor. nilai satu ekor Rp 1 juta.
Ditambahkan Antoro Satu KK mendapatkan Dua ekor kambing dan kesemuanya ada di dusun paroman 1.
Hasil perkembangannya dari laporan pemelihara kambing banyak yang mati karena kurangya biaya pengobatan dan pemeliharaan akibatnya kambingnya mati.
Sampai sekarang peternak kambing yang aktif Ada 5 orang.Menurut Antoro karena bibitnya kurang bagus dan sehat banyaknya kambing yang mati.
“Indukan dan bibitnya kurang bagus jadi banyak yang mati” jelas Antoro.
Bumdes Sumber Rezeki pekon Patoman Pengembangannya tidak berkembang dan gagal karena bibit kurang bagus.
Bumdes Patoman ini sia sia dan tidak jalan kata Antoro.
Pertanggung jawabanya petani kepada pengurus tidak jelas dengan alasan Mati.Dari tahun 2017 sampai sekarang tidak ada laporan yang jelas dari petani.
Pertanggung jawaban kepada lurah ya kami laporan lisan saja bahwa kambing sudah mati dan Bumdes pekon Patoman Sumber Rezeki tidak jalan.
Dengan alasan tidak ada hak dan juga wewenang antoro mengatakan membiarkan saja kambing yang sudah mati dan tidak adanya perawatan kesehatan hewan.inilah kondisi sebenarnya Ungkap Antoro.
(Sam)