RAKYATNEWS.CO.ID,BANDARLAMPUNG-Kabar gembira bagi warga Kota Bandarlampung, karena rel perlintasan kereta api akan dipindahkan, sehinga melintasi luar kota Bandarlampung, dan saat ini pun sudah masuk dalam tahap trase dan pembebasan lahan.
“Di Kementerian Perhubungan kini proses penyiapan dokumen. Karena ini rencananya KPBU. Pada 2020 pelelangan, InsyaAllah. Pembebasan lahan 2020 dan semoga saja start pekerjaan pun pada tahun 2020 juga,” kata Plt. Kepala Dishub Lampung Bambang Sumbogo, Kamis (7/11/2019).
Penegasan Plt Kepala Dishub Lampung ini, dalam rapat koordinasi dan konsultasi Komisi III DPRD Kota Bandarlampung, bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Lampung, PT KAI, Sub Drive Tanjungkarang, Kesahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Panjang, PT. Bukit Asam dan undangan lainnya.
Dijelaskan Bambang, jika proyek tersebut dipastikan terus berjalan. Proyek pemindahan rel kereta api Babaranjang, masih dalam tahap pembebasan lahan, sehingga nantinya rencana pembangunan jalur kereta api (KA) Tegineneng KM 3 – Tarahan (shortcut) yang akan memakan dana sekitar Ro3,8 Triliun, memakai anggaran konsoursium stackholder terkait.
Masalah shortcut jalur KA Babaranjang Tegineneng KM 3 – Tarahan untuk analisis dampak lingkungan (Amdal) sudah selesai dan penetapan trase sudah ditetapkan, tinggal pembebasan lahan. “Menurut hemat kami, tidak ada lagi saat ini halangan untuk memindahkan rel kereta babaranjang tersebut,” ungkapnya.
Namun untuk diketahui, sedikitnya ada lima kelurahan di empat kecamatan di Bandarlampung yang harus rela terlewati jalur tersebut. Sehingga, mau tidak mau KA Babaranjang tetap melintas di wilayah tersebut.
Megaproyek senilai Rp3,8 triliun itu bakal melintasi Kelurahan Sukarame Baru, Kecamatan Sukarame; Kelurahan Sukabumi dan Sukabumi Indah, Kecamatan Sukabumi; Kelurahan Bumi Kedamaian, Kecamatan Kedamaian; dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Panjang
Sementara, Ketua Komisi III DPRD Bandarlampung Yuhadi yang memimpin rombongan kunjungan tersebut menerangkan, tujuan kunjungan tersebut memang semata untuk memastikan kabar terkini terkait proyek longcut. Hal ini sejalan dengan wacana Pemkot Bandarlampung yang hendak membangun flyover yang bakal melintas di atas perlintasan kereta api.
“Kunjungan ini menjadi bekal awal kami mengkaji layak atau tidaknya dibangun flyover di atas perlintasan kereta api yang diwacanakan Pemkot pada 2020 mendatang. Ini semata untuk menghindari operleving atau dable account anggaran,” ucap Yuhadi.
“Ya jangan sampai juga apa yang kita bangun nanti terkesan mubazir, uang yang seharusnya bisa dimamfaatkan untuk lain, ini semata-mata agar program pemerintah lebih efektif dan efisien,” ucapnya lagi.
(ron)